Menjadi Jenazah yang Sholeh
Assalamuálaikum wr wb
Setiap manusia pasti memiliki
cita-cita yang ia inginkan, dan angan-angan yang selalu dikejarnya. Menjadi
seorang direktur, menjadi pengusaha sukses, menjadi bos, menjadi artis
terkenal, memiliki mobil mewah, hp canggih dan masih banyak yang lainnya. Semua
hal itu selalu diperjuangkan mati-matian, dengan segala macam pengorbanan.
Mulai dari uang hingga waktu yang dihabiskan hampir 24 jam per hari. Hal-hal
tersebut manusia raih agar bisa menjadi orang yang sukses, tentu saja hal ini
menjadi kewajaran, karena setiap manusia pasti memiliki perasaan itu, ingin
menjadi orang yang sukses. Akan tetapi hal ini sangat disayangkan karena
persepsi sukses yang diartikan adalah hanya sebatas sukses dunia. Bukan sukses
yang hakiki. Karna sukses yang hakiki adalah sukses di dunia dan sukses di
akhirat.
Menjadi seorang direktur, artis,
adalah angan-angan yang belum pasti terjadi, sedangkan hal yang pasti akan
terjadi pada manusia adalah menjadi seorang mayat/jenazah. Hal inilah yang
sering dilupakan oleh banyak orang, seakan-akan hidup hanya di dunia, sehingga
waktunya habis untuk pekerjaan, habis untuk main game, habis untuk nongkrong,
habis untuk bencanda gurau, habis untuk pacaran. Kebanyakan orang tidak sadar
akan apa yang akan terjadi, karena asik dengan dunianya, padahal Allah sudah
menjelaskan dalam Al-Quran (QS Al-Anbiya[21]: 35) yang berbunyi:
‘’Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan”.
Dibalik semua itu, banyak orang
yang sadar akan kematiannya, dan selalu mempersiapkan kematiannya, mereka tidak
takut akan kematian yang suatu saat akan datang kepadanya karena mereka sudah
mempersiapkan amal yang baik, dan mereka itulah orang-orang yang beriman.
Ternyata malaikat selalu
mendoakan orang-orang yang beriman. Siapakah orang-orang yang beriman itu?
Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang memenuhi syarat keimanan, yang
selalu mengikuti aturan Allah SWT, melaksanakan segala perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan-Nya. Pertanyaannya adalah, apakah kita termasuk
orang-orang yang beriman?
Malaikat selalu mendoakan kepada
3 golongan manusia.
1. Orang-orang yang beriman
2.
Orang-orang yang senantiasa bertaubat
3.
Orang-orang yang berada di jalan Allah SWT
Kenapa malaikat mendoakan
orang-orang yang beriman? Dalam surat Al-Mu’minun ayat 7.
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً
وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ
وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (٧)
Artinya:
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy[15] dan (malaikat) yang berada di
sekelilingnya[16] bertasbih dengan memuji Tuhannya[17] dan mereka beriman
kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman[18] (seraya
berkata), [19]"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi
segala sesuatu[20], maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat[21]
dan mengikuti jalan (agama)-Mu[22] dan peliharalah mereka dari azab neraka[23]
[15] ‘Arsy adalah atap
seluruh makhluk dan merupakan makhluk paling besar, paling luas dan paling
bagus, serta paling dekat dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Arsy tersebut
luasnya meliputi langit, bumi dan kursi Allah serta malaikat tersebut.
Sedangkan malaikat yang diserahkan Allah untuk memikulnya adalah malaikat
paling besar dan paling kuat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memilih mereka untuk
memikul ‘Arsy-Nya, mendahulukan menyebut mereka dan kedekatan mereka
menunjukkan bahwa mereka adalah malaikat yang paling utama. Allah Subhaanahu wa
Ta'aala berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan
pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala)
mereka.” (Terj. Al Haaqqah: 17)
[16] Yang termasuk malaikat yang didekatkan
dengan Allah, dan memiliki kedudukan serta keutamaan yang besar.
[17] Ini merupakan pujian bagi
mereka karena banyaknya ibadah mereka kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala,
khususnya tasbih, tahmid serta semua ibadah yang termasuk ke dalam tasbih dan
tahmid. Karena tasbih adalah menyucikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari sikap
manusia beribadah kepada selain-Nya, sedangkan tahmid adalah ibadah kepada
Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Adapun ucapan seorang, “Subhaanallahi wabihamdih”
juga masuk di dalamnya dan termasuk di antara sekian ibadah.
[18] Ini di antara sejumlah faedah
dari beriman dan keutamaannya, yaitu para malaikat yang tidak punya dosa
memintakan ampunan untuk orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, seorang
mukmin dengan imannya menjadi sebab memperoleh keutamaan yang besar ini.
[19] Oleh karena ampunan itu
memiliki sesuatu yang melekat, dimana tidak akan sempurna ampunan itu kecuali
dengannya –di samping yang langsung ditangkap oleh akal pikiran, bahwa meminta
ampunan itu adalah agar diampuni dosa-dosa-, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menyebutkan sifat doa mereka meminta ampunan dengan menyebutkan sesuatu yang
dengannya menjadi sempurna, yaitu ucapan, "Ya Tuhan kami, rahmat dan
ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada…dst.”
[20] Yakni ilmu-Mu meliputi segala sesuatu,
tidak ada satu pun yang samar bagi-Mu dan tidak ada yang tersembunyi oleh
ilmu-Mu seberat dzarrah (biji sawi) pun di langit maupun di bumi, dan rahmat-Mu
meliputi segala sesuatu. Oleh karena itu, alam baik bagian atas maupun bagian
bawah telah penuh dengan rahmat Allah Ta’ala
“malaikat yang
memangkul arsy Allah, jadi Allah bersemayam di Arsy, da nada malaikat yang
menopang arsy, mereka selalu berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT, meminta
ampunan orang2 yang beriman kepada Allah”
Kita ini adalah calon mayat,
calon jenazah, dan itu sudah menjadi kepastian. Mayat digolongkan menjadi 2
tipe, yang pertama adalah, mayat yang sangat merindukan kuburan atau ingin
segera dimasukkan kedalam kubur, yang kedua adalah mayat yang menjerit dan
sangat ketakutan ketika ingin dimasukkan ke dalam kubur.
Dalam hadist riwayat bukhari
dijelaskan, mayat yang sholeh, ketika ingin dimasukkan kedalam kubur, mereka
berkata “segerakan masukkan aku kedalam sana(kedalam kubur)” karna digambarkan,
kuburan itu bagi orang-orang shaleh seperti taman-taman surga. Tetapi
sebaliknya, bagi orang-orang yang tidak shaleh, ketika ia ingin dimasukkan
kedalam kubur, sang mayat menjerit dan berteriak ketakutan lalu berkata, “mau
dibawa kemana aku?” sehingga seluruh makhluk hidup kecuali manusia mendengar
jeritan tersebut, seandainya manusia bisa mendengar jeritan tersebut, niscaya
mereka akan pingsan karena tidak bisa menahan suara teriakan sang mayat.
Maka digambarkan pula, bahwa
penghuni neraka mereka akan menjerit sekencang kencangnya sambil menangis, lalu
digambarkan pula, tangisan tersebut seakan-akan perahu bisa mengalir deras di atas
tangisan penghuni neraka, hingga akhirnya tangisan itu berubah menjadi tangisan
darah.
Kesimpulannya
adalah manusia sebagai makhluk yang diciptakan, dari yang tiada menjadi ada,
suatu saat akan kembali kepada sang pencipta, akan menjemput ajalnya. Allah SWT
menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia menyembah, dan beribadah hanya
kepada Allah SWT, agar mempersiapkan ajalnya dengan amal perbuatannya, dan
cita-cita setiap manusia adalah sukses dunia dan akhirat. Khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiq ra pernah mengingatkan kaum Muslim tentang kehidupan dunia ini
dengan doanya,
“Ya Allah, jadikanlah dunia di
tangan kami, bukan di hati kami”
Kitapun
selalu berharap menjadi jenazah yang sholeh, karena dengan menjadi jenazah yang
sholeh, kita termasuk orang-orang yang di doakan para malaikat.[naufalard]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus